Bangsa
Indonesia, bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan keanekaragaman budaya
dan bahasanya. Hal tersebut menjadi salah satu yang menunjukan identitas
Indonesia.
Bukti nyata
menunjukkan bahwa Indonesia memiliki berbagai macam bahasa daerah yang terdapat
di berbagai macam penjuru nusantara. Tetapi, ancaman nyata yang kita hadapi
saat ini adalah jika ekspresi bahasa daerah yang kita miliki itu menghilang
atau diklaim oleh pihak lain. Maka identitas bangsa Indonesia akan menghilang
jua.
TEORI evolusi tentang seleksi alam yang menimpa makhluk hidup, kini
mungkin terjadi pula pada bahasa. Terlepas dari kontroversi teori yang
dikemukakan Charles Darwin (12 Februari 1809-19 April 1882) itu, sejumlah
bahasa di dunia terancam punah. Kekhawatiran itu sudah menyeruak dengan mulai
berkurang bahkan hilangnya penutur beberapa bahasa ibu atau bahasa daerah.
Secara garis besar ada dua faktor yang dapat dianggap sebagai penyebab
utama kepunahan bahasa daerah. Pertama, para orang tua tidak lagi mengajarkan
bahasa ibu kepada anak-anak mereka dan tidak lagi menggunakannya di rumah.
Kedua, ini merupakan pilihan sebagian masyarakat untuk tidak menggunakan bahasa
ibu dalam ranah komunikasi sehari-hari. Kecenderungan punahnya
bahasa terjadi di negara-negara berkembang dan miskin.
Pada sisi lain, penggunaan bahasa Indonesia-pun tergeser oleh bahasa asing. Kondisi itu menunjukkan, kedudukan dan fungsi
ketiga bahasa itu belum mantap dalam tata kehidupan masyarakat, terutama
setelah reformasi tahun 1998 lalu. Sementara itu, tuntutan dunia kerja masa
depan memerlukan insan yang cerdas, kreatif, inovatif, dan berdaya saing, baik
lokal, nasional, maupun global. Untuk memenuhi keperluan itu, sangat diperlukan
keseimbangan penguasaan bahasa ibu (bahasa daerah), bahasa Indonesia, dan
bahasa asing (untuk mereka yang berdaya saing global).
Salah satu penyebab punahnya bahasa daerah di tanah air, ternyata adalah
bahasa nasional itu sendiri, yakni bahasa Indonesia. Meskipun dalam teorinya
bahasa Indonesia muncul dari keragaman bahasa daerah di Indonesia, bahasa
persatuan yang didengungkan pada Sumpah Pemuda 1928 itu secara tidak langsung
menjadi ancaman serius karena penutur bahasa daerah menjadi enggan mengajarkan
bahasa ibu kepada keturunannya. Ancaman lainnya adalah bahasa gaul yang telah
menjadi bahasa komunikasi sehari-hari warga perkotaan dan sering ”menempel”
dalam bahasa Indonesia.
Seorang ahli antropolinguistik menyatakan, hal itu wajar-wajar saja. Selama ini
pun ragam bahasa gaul yang dulu sering disebut bahasa pasar merupakan salah
satu unsur pembentuk bahasa Indonesia. Bahkan, bahasa Melayu yang menjadi akar
bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu pasar yang menjadi bahasa pergaulan saat
itu.
Berbeda dengan keadaan bahasa daerah di Indonesia yang menghadapi ancaman
kepunahan, beberapa bahasa lainnya malah mencapai popularitasnya. Di kawasan
industrimisalnya, bahasa Jepang muncul
sebagai bahasa favorit baru di kalangan siswa sekolah menengah kejuruan. Dengan
sasaran pascakelulusan siswa mereka bisa langsung bekerja di salah satu
perusahaan di kawasan industri tersebut, sekolah menengah kejuruan mencantumkan
pelajaran bahasa Jepang sebagai muatan lokal.
Bahasa asing lain yang
popularitasnya tidak perlu diragukan adalah bahasa Inggris. Bahasa yang
didaulat sebagai bahasa komunikasi internasional itu sedikitnya mulai menggeser
peran atau posisi bahasa Indonesia. Pasalnya, di beberapa jurusan di perguruan
tinggi Indonesia, bahasa Inggris sudah mulai digunakan sebagai bahasa pengantar
perkuliahan.
Oleh karena itu, tampaknya Teori Evolusi sedang menimpa dunia kebahasaan.
Siapa yang lebih kuat, dialah yang akan bertahan. Bahasa daerah, mau tidak mau,
harus tergerus oleh bahasa nasional, dan bahasa nasional harus kalah bersaing
oleh bahasa asing atau bahasa internasional. Pertanyaannya, sampai kapankah
bahasa-bahasa daerah di Indonesia akan bisa bertahan?
Kini, tanpa disadari bahasa daerah makin lenyap
tergerus waktu. Untuk menanggulanginya, United Nations Educational, Scientific,
and Cultural Organization (UNESCO) mencanangkan 21 Februari sebagai Hari Bahasa
Ibu Internasional. Hal tersebut didorong dengan adanya fakta bahwa hampir semua
bahasa daerah yang ada di sejumlah daerah di dunia ini terancam punah.
PADAHAL, salah satu kelebihan bangsa Indonesia
adalah bermacam-macam suku dan bahasa. Oleh sebab itu, mau tidak mau, suka
tidak suka, setiap orang yang mengaku dirinya adalah bagian dari etnis tertentu
harus bisa bahasa daerahnya. Sudah waktunya untuk bangga tidak hanya lancar
berbahasa Indonesia, tapi juga fasih berbahasa daerah. Inilah yang menjadi PR
kita sekarang sebagai generasi muda bangsa Indonesia.
Merupakan hal yang sempurna bila seorang warga
Indonesia fasih berbahasa Indonesia, bahasa daerahnya, plus penguasaan bahasa
asing seperti Inggris, Mandarin, dan Arab. Sehingga bisa memainkan peran yang
mumpuni dalam ranah daerah, nasional, dan internasional.
Oleh karena itu, mari kita mencintai dan berbangga
hati menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari di samping bahasa
nasional dan asing. Tujuannya agar kita tidak gagap dan tak hanya sekadar tahu
satu bahasa. Sehingga, kita bisa berperan penuh dalam kancah daerah, nasional,
hingga internasional.